Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Game Online Berbahaya Untuk Anak

 Game atau permainan paling digemari oleh banyak orang pada ketika ini dari anak 8 Game Online Berbahaya Untuk Anak

Game atau permainan paling digemari oleh banyak orang pada ketika ini dari bawah umur hingga dewasa. Permainan sanggup dilakukan dimana saja kapan saja. Bermain game sanggup dilakukan melalui perangkat menyerupai tablet, smartphone, laptop atau komputer. Game tersebut ada yang dilakukan secara online dan offline. 

Dari sekian banyak game online yang beredar di dunia maya, beberapa game ternyata dianggap berbahaya oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) alasannya ialah di dalamnya berisi tindakan kekerasan, perjudian dan pornografi. Sehingga sanggup mengganggu perkembangan bawah umur Indonesia.

Bermain game online sanggup menciptakan anak menjadi kecanduan untuk terus bermain game online. Lupa waktu untuk belajar, makan dan minum serta menjalankan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Menurut catatan KPAI, ada delapan game yang menyuguhkan tampilan kekerasan, pornografi dan perjudian. 

Berikut 8 Game online berbahaya untuk anak Indonesia : 
  1. World of Warcraft (Blizzard, Indogamers)
  2. Call of Duty (Activision) 
  3. RF (Rising Force) Online (LYTO) 
  4. AION (NCSoft, Indogamers) 
  5. Counter Strike (Megaxus) 
  6. Lost Saga (Gemscool) 
  7. Point Blank (Garena) 
  8. Gunbound (Bolehgame, segera di LYTO Classic).
Penetapan 8 game berbahaya ini dilakukan melalui sistem rating yang disebut dengan nama Indonesia Game Rating System (IGRS) yang memang sudah digodok semenjak tahun lalu. IGRS ditangani oleh pelaku-pelaku industri game Indonesia, menyerupai Andi Suryanto (AGI), Kris Antoni (IDGA), Ami Raditya (duniaku.net), dan melibatkan publisher, developer, media, serta komunitas game. 

Dengan demikian nantinya diperlukan game online yang beredar di Indonesia sanggup dinikmati oleh bawah umur sehingga huruf dan perkembangan anak akan sesuai dengan masanya sehingga tidak bertentangan dengan norma, aturan dan agama di Indonesia. Dan bagi orangtua untuk terus mengingatkan anaknya dalam menentukan game yang sesuai dengan pembagian terstruktur mengenai usia anak-anaknya.